Kenapa Selama Bulan Puasa Pengeluaran lebih Boros? Ini Jawabannya

Senin, 06 Juni 2016
Ilustrasi berbuka | Foto: Net
KaliandaNews.com - Tujuan ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang imannya senantiasa aktif membentuk dirinya, sehingga dia tetap istiqamah (konsisten) dalam beribadat, berakhlak mulia dan terjauh dari segenap dosa dan maksiat. Selain itu puasa berarti sebagai solidaritas atau mengingatkan kita kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung.

Banyak orang yang telah berulang kali puasa setiap tahun, bahkan ada yang sudah puluhan kali berpuasa, namun taqwa masih jauh dari kehidupannya, imannya tidak aktif, ibadatnya tidak istikamah, dan akhlaqnya jauh dari mulia, perbuatan dosa masih mengotori dirinya, yang diperoleh dari ibadah puasa hanya lapar dan haus saja.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab tidak sedikit manusia menduga bahwa puasa itu hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, tapi tidak memahami hakekat puasa itu sendiri, hawa nafsu masih tidak tertahan, terlebih ketika waktu berbuka datang.

Nah, karena hawa nafsu inilah, menjadi salah satu mengapa selama bulan puasa pengeluaran manusia semakin boros. Meskipun sebagian orang itu sah-sah saja, tapi kita lupa hakekat puasa yang paling sederhana adalah ikut merasakan penderitaan saudara kita yang kurang beruntung. Tapi kita malah “bermewah-mewahan” ketika berbuka.

Karena “bermewah-mewahan” itulah, pada saat bulan puasa justru membuat pengeluaran menjadi 2 hingga 3 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bulan biasanya.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mengherankan, karena biasanya pada saat bulan Ramadhan terkadang banyak orang berpuasa menjadi ‘lapar mata’ dan berbelanja yang berlebihan. Belum lagi ajakan teman untuk berbuka puasa bersama dan persiapan lebaran yang menjadi penyebab membengkaknya anggaran di bulan puasa.

Dalam hal ini, salah satu financial planner (perencana keuangan) independen, Ahmad Gozali memberikan beberapa tips dalam mengatur pengeluaran selama bulan puasa, agar dapat terhindar dari hal-hal yang sifatnya berlebihan atau ‘mubazir’. Tips ini bisa dilakukan bukan hanya untuk umat muslim yang akan berpuasa tetapi juga bisa diaplikasikan oleh umat agama lain yang juga merasakan atmosfir Ramadhan dirayakan di Indonesia. Berikut adalah ulasannya:


1. Harga barang lebih mahal

Seakan sudah menjadi kewajaran di masyarakat, ketika masuk saatnya bulan Ramadhan, maka barang-barang kebutuhan pokok pun akan naik. Ya, memang ada beberapa yang menyebabkan hal ini, namun yang paling utama adalah karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan pokok tersebut. 

Menjelang Ramadhan dan Lebaran, harga kebutuhan pokok cenderung naik, karena kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, sedangkan pasokan tidak berubah. 

2. Berlebihan saat berbuka

Karena seharian menahan lapar, maka saat berbuka Anda biasanya “terlalu nafsu” atau istilahnya “lapar mata”. Hingga tanpa pertimbangan lagi, Anda pun membeli makanan untuk berbuka secara berlebih. Padahal, makanan yang Anda beli itu pun tersisa banyak.

Akhirnya, pengeluaran untuk membeli makanan di saat puasa berbuka pun membengkak. Anda kebiasaan untuk membeli makanan berlebih untuk buka puasa, bahkan tidak jarang bila bujetnya melebihi pengeluaran makan siang.
 
3. Kegiatan buka bersama seakan tiap hari

Berapa sering acara buka bersama yang Anda ikuti selama bulan Ramadhan ini? Berapa banyak acara buka puasa bersama itu diadakan di sebuah rumah makan atau restoran yang dapat merogoh kocek yang cukup lumayan? 

Ya, memang asyik memanfaatkan momen puasa untuk bertemu dan berkumpul dengan rekan-rekan sambil berbuka puasa bersama. Namun, walaupun hanya 1 bulan dalam setahun, bila kegiatan itu dilakukan secara intensif tanpa perhitungan, maka pengeluaran Anda pun akan lebih membengkak. Bahkan lebih besar dibanding bulan lainnya.

4. Banyak promo

Banyak pusat perbelanjaan atau mal yang seakan berlomba memberikan diskon besar-besaran di saat Ramadhan? Terbawa euforia tersebut, tidak sedikit dari Anda yang akhirnya juga melakukan kegiatan belanja yang berlebihan. 

Kartu kredit pun habis limitnya demi berburu dan memanfaatkan momen ini. Padahal, ada cara untuk memanfaatkan kartu kredit untuk momen great sale ini agar tidak terlalu boros. 

5. Gampang, nanti juga dapat THR

Apakah Anda seseorang yang selalu mengucapkan kalimat tersebut? Karena dipastikan mendapat Tunjangan Hari Raya (THR), maka merasa ada penghasilan tambahan yang akan didapatkan. Bahkan, Anda merasa “halal” untuk menghabiskan penghasilan rutin yang dimiliki. 

Memang, bagi kita yang bekerja, THR merupakan penghasilan yang dinanti-nanti dan bisa membantu menambah penghasilan bulanan. Tetapi, bukan artinya Anda tidak bijak untuk menghabiskan semua pendapatan untuk keperluan satu bulan saja? 


“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” [QS al-A’raaf: 31].

Sikap berlebih-lebihan itu sendiri adalah terlarang, dan sikap sederhana merupakan setengah penghidupan. Jika mereka memiliki kelebihan maka bershodaqohlah, karena yang demikian lebih afdhol.

Sumber :
Republika.co
Financial Planner: Ahmad Gozali
Viva
https://line.me/R/ti/p/%40uue8638r

Berita lainnya

Selanjutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »