Foto: Kemenpar RI (indonesia.travel)
KaliandaNews.com, Kalianda - Pesona Krakatau tiada habisnya untuk di bahas, Ingat Krakatau, sudah pasti dipastikan akan ingat kepada sejarah letusan dahsyat yang terjadi tahun 1883, letusan ini mempengaruhi kondisi iklim dunia pada saat itu. Bencana ini pula telah membentuk gugusan pulau vulkanik yang sekarang dikenal sebagai Kepulauan Krakatau, yaitu meliputi Rakata atau Krakatau Besar, Panjang atau Krakatau Kecil, Sertung, dan Anak Krakatau.
Di Lansir dari situ Kementerian Pariwisata, www. indonesia.travel. Warisan alam yang luar biasa ini terletak di Selat Sunda diantara Pulau Jawa dan Sumatera. Secara administratif, Krakatau terletak di dalam kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, provinsi Lampung.
Foto: Kemenpar RI (indonesia.travel)
Kepulauan Krakatau saat ini dianggap sebagai laboratorium alam raksasa, meliputi lahan seluas 13.735,10 hektar, terdiri dari 11,200 hektar laut, dan 2.535,10 hektar darat.
Kepulauan Krakatau memiliki lahan geologi, biologi dan vulkanologi yang penting untuk penelitian. Bagi wisatawan, pemandangan dan aktivitas vulkanik yang luar biasa dari pulau-pulau yang ada adalah tempat yang layak untuk dijelajahi. Mengenai syarat dan prosedur untuk memasuki cagar alam ini dapat Anda temukan di tips.
Berjalan kaki di gunung api yang masih aktif ini pasti menjadi salah satu sensasi tersendiri. Anda bias menyaksikan Gunung Anak Krakatau yang secara alami terbentuk tahun 1927 ini masih sering mengeluarkan lava dan material lain yang terus bertambah setiap tahunnya.
Lingkungan laut di sekitar pulau ini juga menawarkan daya tarik tersendiri karena memiliki tidak kurang dari 50 spesiesikan dan terumbu karangnya yang belum terjamah.
Kepulauan sekitar Krakatau sempat dinyatakan pemerintah Hindia Belanda sebagai Cagar alam sejak 1919 dengan luas area 2.405,10 hektar. Kepulauan Krakatau kemudian dimasukkan ke Taman Nasional Ujung Kulon tahun 1984. Tahun 1990, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan memindahkan Cagar Alam Kepulauan Krakatau ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau Kantor Konservasi Sumber Daya Alam Lampung. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan integritas kawasan ini sebagai sebuah kawasan konservasi yang penting bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Foto: Kemenpar RI (indonesia.travel)
Pada tahun 1991, UNESCO mengakui Taman Nasional Ujung Kulon dan Cagar Alam Kepulauan Krakatau sebagai Warisan Alam Dunia.
Jika anda mempunyai rancana untuk mengunjungi Krakatau ada hal-hal penting yang harus di penuhi, menurut situs Kementerian Pariwisata, www. indonesia.travel. untuk menuju ke sana anda harus harus mengantongi Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) sebelum memasuki kawasan cagar alam Krakatau.
Kuliner
Di kawasan Cagar Alam, tidak ada restoran atau warung makan, jadi Anda harus menyiapkan makanan sendiri dan keperluan lainnya sebelum keberangkatan Anda ke lokasi. Logistik dapat dikumpulkan di Kalianda atau di Pulau Sebesi.
Transportasi
Kepulauan Krakatau dapat diakses dari Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Dari Sumatra akses utama adalah dari Lampung melalui Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan dari Jawa, dapat diakses dari ibu kota Jakarta dan melalui Provinsi Banten.
Dari Bandar Lampung
Dari Bandar Lampung Anda dapat menggunakan bus dari Terminal Rajabasa atau Panjang ke arah Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan dengan lama perjalanan selama kurang lebih 45 menit. Di sana Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum mini bus selama sekitar 10 menit menuju Desa Canti. Kemudian lanjutkan perjalanan menuju dermaga kemudian menyewa kapal cepat (Jetfoil) atau kapal motor biasa. Jika Anda menggunakan kapal cepat maka memerlukan waktu sekitar 90 menit untuk sampai ke cagar alam Kepulauan Krakatau. Sementara menggunakan perahu motor biasa, perjalanan sekitar 150 menit.
Dari Jakarta
Cara Tercepat dari Jakarta adalah dengan menyewa Jetfoil atau kapal pesiar dari pelabuhan Tanjung Priok langsung ke Kepulauan Krakatau. Anda juga dapat mengambil rute angkutan umum dengan menggunakan bus dari Terminal Kalideres menuju Pelabuhan Merak di Provinsi Banten sekitar 1,5jam. Dari Pelabuhan Merak Anda menggunakan feri menyeberangi Selat Sunda ke Pelabuhan Bakauheni di Sumatera. Tergantung pada kondisi cuaca dan lalu lintas, perjalanan feri akan memakan waktu sekitar 1 sampai 2 jam. Dari Pelabuhan Bakauheni Anda dapat menyewa sebuah transportasi public ke PelabuhanTanjung Bom. Dari Tanjung Bom Anda dapat menemukan menyewa perahu ke Pulau Sabesi sebagai titik transit sebelum menuju Pulau Krakatau. Dari pulau Sabesi ke kepulauan Krakatau memakan waktu sekitar 2 jam naik perahu.
Sumber : Situs Kementerian Pariwisata RI, indonesia.travel
EmoticonEmoticon